Konsep
Mikro Segmen 2
Segmen 2 merupakan
wilayah yang memiliki lokasi paling strategis diantara 2 segmen lainnya. Letaknya
yang berada diantara segmen 1 dan segmen 3 serta dilalui oleh jalan menuju
pelabuhan Kendal memberikan keuntungan lebih dalam pengembangan industri karena
bisa mempermudah proses distribusi bahan baku ataupun bahan hasil produksi.
Dalam pengembangan kawasan permukiman, konsep yang diusung oleh kawasan
industri dan permukiman adalah “Integrated-Eco Balance Industrial” dengan turunan konsep untuk zona industri adalah “Accessible and Eco-Balance Industrial
Centre” sedangkan zona perumahan memiliki konsep “Affordable Green-Netwoking” dalam menunjang Kawasan Industri
segmen 2.
Pemilihan kedua konsep
tersebut didasarkan pada potensi dan permasalahan, identifikasi karakteristik
wilayah serta pemenuhan akan kebutuhan kawasan permukiman bagi pekerja industri
dengan tetap mempertimbangkan ekologi lingkungan. Tidak ada konsep khusus yang
menyatukan kawasan industri ataupun permukiman. Namun baik kawasan industri
ataupun kawasan permukiman memiliki keterkaitan atau integrasi satu sama lain,
terutama dalam hal transportasi dan keseimbangan ekologi. Networking – Accessible merupakan konsep utama yang diusung baik
oleh kawasan industri ataupun permukiman.
Transportasi, menjadi
hal utama yang akan diintegrasikan satu sama lain dalam pengembangan kawasan
segmen 2. Baik kawasan industri dan kawasan permukiman saling mendukung dalam
hal transportasi. Transportasi umum menjadi hal utama pengembangan integrasi
kawasan permukiman – industri. Para pekerja, baik yang menghuni di kawasan
permukiman yang telah disediakan ataupun pekerja yang melakukan commuter nantinya akan menggunakan
trasnportasi umum. Selain mengurangi pemakaian kendaraan motorize pribadi, juga untuk menghindari terciptanya titik
kemacetan baru.
Kawasan permukiman
segmen 2 dikembangkan guna memenuhi kebutuhan rumah bagi para pekerja kawasan
industri. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa kawasan permukiman akan
menyediakan jumlah rumah lebih dari jumlah pekerja guna mengatasi ledakan
penduduk yang diprediksikan akan terjadi dikemudian hari karena pengembangan
kawasan industri di Kecamatan Kaliwungu. Perumahan yang direncanakan juga
merupakan perumahan dengan harga terjangkau dengan tipe sederhana untuk pekerja
industri. Sehingga dengan penghasilan yang mereka, mereka bisa memiliki rumah
tersebut.
Selain itu, baik kawasan
permukiman ataupun kawasan industri sama-sama mengutamakan efisiensi penggunaan
lahan, menggunakan lahan dengan seefisien mungkin dalam pembangunan, sehingga
aspek ekologi lingkungan dapat tetap terjaga guna menjaga kelestarian dan
keseimbangan ekosistem.
Justifikasi Konsep Industri Mikro
Pada
delineasi kawasan Industri di Kecamatan Kaliwungu Kendal adalah kawasan yang
dikembangkan untuk perkembangan industri Kendal. Pada bagian central kawasan
industri dilewati jalan menuju pelabuhan yang akan menjadi akses utama kawasan
industri menuju pelabuhan Kendal. Sehingga pada kawasan sentral perlu dirancang
sebaik mungkin untuk menampung lalu lintas truk barang untuk mendistribusikan
hasil industri.
Jenis
industri yang akan dikembangkan adalah industri Kayu Lapis yang memiliki limbah
cukup berbahaya sehingga konsep yang diterapkan adalah antisipasi dalam
pengolahan limbah. Limbah serbuk kayu akan di olah kembali menjadi furniture,
sedangkan limbah cairnya akan diolah dan dinetralkan sebelum dibuang agar tetap
ramah lingkungan.
Indikator Konsep Mikro
Adapun indikator dari
konsep yang diusung baik oleh kawasan permukiman ataupun kawasan industri adalah
:
1.
Tersedianya shelter di setiap kawasan, baik kawasan permukiman ataupun industri
sebagai titik pergantian bus untuk transit pekerja.
2.
Efisien dalam penggunaan lahan dengan
tetap mempertahankan aspek ekologi lingkungan, ditunjukkan dengan tetap mempertahankan
komposisi 30 : 70 = RTH : Terbangun. Selain itu juga dengan pembuatan green belt di dua kawasan.
3.
Tersedianya jalur bagi pejalan kaki, baik
di kawasan industri ataupun kawasan permukiman didukung dengan kondisi asri
bagi pejalan kaki dan permukiman.
Konsep Industri Mikro
Zona
industri akan menerapkan konsep pengembangan industri Accessible and Eco-Balance
Industrial Centre yang mengusung point accessible dan Eco-Balance, berikut
penjelasannya.
·
Accessible
Menurut Black (1981) Aksesibilitas
adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan lokasi tata guna lahan
berinteraksi satu sama lain, dan mudah atau sulitnya lokasi tersebut dicapai
melalui transportasi. Menurut Magribi bahwa aksesibilitas adalah ukuran
kemudahan yang meliputi waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan perpindahan
antara tempat-tempat atau kawasan dari sebuah sistem (Magribi, 1999).
Tingkat
aksesibilitas dapat dilihat dari banyak sedikitnya jaringan yang tersedia.
Semakin banyak jaringan semakin mudah aksesibilitasnya. Selain itu tingkat
aksesibilitas diukur berdasarkan ketersediaan jaringan jalan, jumlah alat
transportasi, panjang, lebar, dan kualitas jalan. Aksesibilitas ini diharapkan
dapat mengatasi beberapa hambatan mobilitas, misalnya dalam kawasan
perindustrian kemudahan aksesibilitas dapat dilihat dari jaringan yang
menghubungkan dengan tempat distribusi. Kemudahan aksesibilitas dari kawasan
permukiman ke kawasan industri. Faktor yang mempengaruhi fungsi rendahnya
aksesibilitas adalah topografi, morfologi, dan laut.
Kawasan industri ini terletak di lokasi
strategis yang dilewati jalan menuju pelabuhan, topografinya juga datar. Letak
kawasan ini juga berada di tengah-tengah industri kedua industri lainnya.
Sehingga kawasan ini memiliki potensi kemudahan aksesibilitas dalam mendistribusikan
hasil produksi ke pelabuhan maupun menuju permukiman karena jalannya yang lebar
dan kualitas yang baik.
·
Eco-Balance
Eco balance merupakan penurunan dari Konsep Eco Industrial Park (EIP), yang selanjutnya disebut Kawasan
Industri Ramah Lingkungan (KIRL) merupakan suatu pendekatan yang
mengintegrasikan kegiatan bisnis dan pengelolaan lingkungan untuk meningkatkan
kinerja kawasan industri dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. EIP
didefinisikan sebagai pemusatan komunitas industri dan jasa dalam suatu
kawasan, yang saling bekerjasama dalam pengelolaan lingkungan dan sumberdaya
(informasi, energi, air, bahan baku, infrastruktur dan lingkungan) untuk meningkatkan kinerja
lingkungan, ekonomi, dan sosial (Lowe, 2001).Ekologi adalah
ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan sesamanya dan makhluk hidup dengan komponen sekitarnya. Konsep-konsep
ekologi yang biasa diterapkan pada pembangunan adalah konsep pembangunan yang
ramah lingkungan. Pembangunan kawasan industri biasanya tidak lagi
memperhatikan kelestarian lingkungan karena para pengusaha lebih mementingkan profit oriented dengan memaksimalkan
pembangunan sehingga tidak ada lagi ruang terbuka hijau, selain itu pencemaran
limbah dan polusi tidak di perhatikan. Selain itu pengembangan kawasan industry
akan meningkatkan pertumbuhan pembangunan yang tidak terkendali.
Maka dalam pengembangan kawasan industri ini akan
diterapkan konsep keseimbangan lingkungan seperti dengan pembuatan greenbelt
sehingga dapat mencegah ekspansi lahan pertanian, penerapan pengelolaan limbah
ramah lingkungan, menggunakan teknologi tinggi untuk mengurangi polusi udara
yang diakibatkan produksi kayu lapis.
Justifikasi Konsep Industri Mikro
Konsep
yang diusung adalah yang dapat menyelesaikan permasalahan di delineasi area
industri segmen 2 dan menngembangkan potensi yang terdapat pada kawasan
tersebut. Lokasi yang sangat strategis dengan melihat potensi jalan yang menuju
ke pelabuhan Kendal yang melintasi kawasan Industri. Jalan tersebut akan
menjadi akses utama bagi truk-truk pembawa hasil produksi dari berbagai
industri menuju ke pelabuhan untuk didistribusikan. Sehingga untuk menciptakan
akses yang mudah dan nyaman maka kami akan merancang kawasan Industri yang
aksesibel mudah dijangkau dari industri disekitarnya menuju ke pelabuhan.
Selain itu konsep aksesibel ini akan memberikan pelayanan bagi para pekerja
yang menempati perumahan pekerja di sebelah selatan kawasan Industri dengan
penyediaan bus karyawan dengan konsep TOD dari kawasan perumahan ke kawasan
Industri. Dalam mencapai konsep TOD akan ada penyediaan pedestrian ways di kawasan Industri.
Pengaplikasian
konsep eco-balance ini diharapkan
mampu mengatasi permasalahan lingkungan dengan adanya pengembangan kawasan
industri. Pembangunan kawasan industri di areal tersebut membutuhkan reklamasi
dari tambak menjadi bangunan gedung Industri sehingga harus memperhatikan daya
dukung lahan. Selain itu permasalahan limbah dan polusi udara sering diabaikan
oleh para investor industri, maka desain pembangunan ramah lingkungan akan
menyelesaikan permasalahan tersebut. Kedua konsep tersebut akan mendukung
konsep meso yaitu Smart Industrial
Development, serta otomatis akan mendukung konsep makro yaitu Sustainable Industrial Development.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar