Selasa, 01 Juli 2014

Konsep Kawasan Permukiman Industri Java Plywood Center

Justifikasi Konsep Permukiman Mikro
Konsep perancangan pada wilayah permukiman adalah Affordable Green Networking. Konsep affordable (terjangkau) berkaitan dalam pengadaan perumahan di industri yaitu perumahan terjangkau yang diperuntukkan bagi buruh industri di kawasan tersebut. Seperti yang telah diketahui bahwa kondisi perekonomian buruh industri tergolong dalam menengah ke bawah atau memiliki daya beli yang rendah. Selain itu, penyediaan perumahan terjangkau dinilai masih kurang di pasaran. Hal tersebut menjadikan masyarakat berpenghasilan rendah kesulitan dalam mengakses perumahan terjangkau. Sehingga penyediaan perumahan terjangkau ini selanjutnya dapat mengakomodasi kebutuhan rumah bagi para buruh industri tersebut.
 AFFORDABLE
GREEN
NETWORKING”
Konsep Green Networking yang diterapkan mengedepankan aspek lingkungan di kawasan permukiman karena jaraknya yang saling berdekatan dengan kawasan industri. Aspek lingkungan dalam konsep Green Networking tersebut salah satunya adalah menyediakan jalur hijau yang dapat menghubungkan kawasan permukiman ke kawasan industri.Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya terkait dengan isu permasalahan yang terdapat baik di wilayah mikro, messo hingga makro pun saling berkaitan, seperti permasalahan lingkungan, adanya rob, jalan rusak yang terdapat di wilayah mikro juga berkaitan dengan permasalahan yang terdapat di lingkup messo yaitu tidak adanya integrasi antar wilayah khususnya dibidang perindustrian, hingga menyebabkan terjadinya permasalahan dengan cakupan yang lebih luas yaitu terjadinya kesenjangan perekonomian dan sektor perindustrian yang belum mampu menjadi penyokong perekonomian di Kabupaten Kendal. Permasalahan yang terdapat dalam lingkup messo dan makro tersebut haruslah dapat terselesaikan dengan adanyan konsep yang saling mendukung dan dimulai dari konsep mikro. Konsep Green Networking yang menekankan pada keramahan lingkungan, keefektifan kawasan karena mengacu pada bentuk compact, dan integrasi antara fungsi permukiman dengan kawasan industri tentu merupakan sangat mendukung konsep messo maupun makro.
Affordable Green Networking merupakan konsep yang pembangunan yang berbasis lingkungan dengan menekankan pula pembangunan yang compact dan terintegrasi, serta mempertimbangkan keterjangkauan. Konsep di wilayah mikro ini tentu sangat mendukung smarth growth yang merupakan konsep messo, dimana smarth growth juga merupakan konsep pembangunan yang berbasis lingkungan dan menekankan adanya integrasi yang baik antar fungsi kawasan. Dengan demikian, keseluruhan konsep baik yang berada di wilayah mikro maupun messo akan sangat mendukung pembangunan kawasan industri yang berkelanjutan atau sustainable industrial development yang merupakan konsep besar yang mencakup wilayah makro.


 Indikator Konsep Permukiman Mikro
Indikator konsep mikro permukiman “Affordable Green Networking” merupakan turunan dari prinsip konsep “Smart Industrial Development”. Terdapat 7 prinsip yang menjadi indikator dalam penerapan konsep mikro permukiman, yaitu :
A.     Mixed land used
§  Terciptanya kawasan permukiman yang efisien penggunaan lahan dan penyediaan sarana prasarana dengan adanya prinsip mix land used.
B.      Cost effetiveness
§  Tersedianya perumahan tipe 21 dengan luas lantai bangunan 21 m2 yang dapat dijangkau oleh buruh industri.
C.     Compact building
§  Terciptanya kawasan permukiman yang memiliki aktifitas terpusat dan efisiensi dalam penggunaan lahan.
§  Terciptanya efisiensi dalam penyediaan sarana dan prasarana.
D.     Preserve open space
·      Terciptanya green belt sebagai barrier antara kawasan permukiman dan industri.
·      Terciptanya ruang terbuka hijau (RTH) pasif dan aktif sebesar 30% dari luas kawasan permukiman.
E.       Sense of place
§  Terbentuknya suatu landmark yang dapat menciptakan suasana ciri khas dari kawasan permukiman.
F.       Wakable Neighborhood
§  Terciptanya aktivitas jalan kaki karena pembangunan kawasan yang compact.
§  Tersedianya jalur non motorized yang ditujukan untuk mengakomodasi pejalan kaki dan pesepeda.
G.     Multiple transportations
§  Tersedianya shelter bus sebagai titik pergantian moda transportasi kawasan industri dan permukiman.
§  Tersedianya transportasi massal yang nyaman, efektif, dan ramah lingkungan.

 Penerapan Konsep Permukiman Mikro
Berdasarkan konsep perancangan pada kawasan permukiman yaitu Affordable Green Networking yang merupakan turunan dari konsep Smart Industrial Development , maka dapat diturunkan beberapa penerapan antara lain :
A.   Efisiensi penggunaan lahan dan sarana prasarana
Efisiensi  penggunaan lahan dan sarana prasarana termasuk dalam salah satu prinsip Smart Growth yaitu prinsip Compact. Kaitannya dengan konsep Affordable adalah dengan menerapkan efisiensi penggunaan lahan dan sarana prasarana maka biaya pembangunan akan minimal.
B.    Penyediaan rumah terjangkau
Bentuk penyediaan rumah terjangkau ini adalah dengan menyediakan perumahan tipe 21 yaitu dengan luas tanah sebesar 72 m2 dan luas lantai bangunan 21 m2, yang dapat diakses oleh masyarakat berpenghasilan rendah utamanya buruh industri.
C.   Penyediaan titik pergantian angkutan kawasan permukiman – industri (halte angkutan)
Dalam hal menghubungkan kawasan permukiman dan kawasan industri maka di wilayah perancangan akan disediakan halte angkutan umum sebagai titik pergantian bus dari dan keluar permukiman. Sedangkan untuk sarana bus sendiri akan disediakan oleh kawasan industri, dimana bus tersebut akan beroperasi di 2 kawasan. Penyediaan sarana transportasi di kawasan permukiman dan industri dimaksudkan untuk meminimalisasi biaya transportasi buruh industri dan untuk mempermudah mobilisasi warga tersebut untuk menuju lokasi kerja.
D.   Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (Aktif dan Pasif)
Ruang terbuka hijau yang akan direncanakan adalah berupa green belt di kawasan permukiman sebagai upaya untuk menimimalisasi kebisingan dan menyerap polutan.
E.    Penyediaan jalur non-motorize
Jalur non-motorize yang akan disediakan adalah berupa pedestrian ways dan jalur khusus sepeda. Penyedian jalur non-motorize ditujukan untuk mengakomodasi pejalan kaki dan pesepeda yang ada di kawasan permukiman.
F.    Menciptakan Ciri Khas Kawasan (Landmark)
Pembuatan Landmark kawasan dimaksudkan untuk memberikan kesan khas yang timbul dari perumahan atau hunian. Landmark yang terdapat pada hunian perencanaan adalah berupa patung.
Penerapan konsep tersebut disesuaikan dengan permasalahan yang terdapat di kawasan perancangan. Masing-masing permasalahan akan diselesaikan dengan indikator-indikator konsep yang telah ditentukan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar